Minggu, 25 April 2010

Nasehat Imam Ghozali Dan Relevansinya

     Imam Ghozali sedang berkumpul dengan murid-muridnya, kemudian beliau bertanya; "wahai murid-muridku , apa yang paling jauh dengan kita...?" Lantas murid-muridnya menjawab; "Negeri China, Bulan dan lainnya sebagainya", beliau menjelaskan : bahwa jawaban kalian semua benar, namun sebenarnya yang paling jauh dengan kita adalah "Masa Lalu".
      "Kita tidak akan bisa kembali barang sedetikpun ke masa lalu, yang lalu hanya akan menjadi kenangan, pergunakanlah waktu sebaik-baiknya, jangan pernah menyia-nyiakannya". Karena waktu adalah senjata yang paling tajam yang bisa memotong kita kapan saja, seperti Hadist Rosulullah SAW; "Waktu itu seperti pedang, jika kamu tidak memotongnya maka ia yang akan memotongmu". Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran dan semangat untuk meniti hari yang akan datang, apabila ia penuh dengan kegagalan dan jadikan motivasi untuk lebih bersemangat menuju kesuksesan.
     Imam Ghozali kembali bertanya; "Apakah yang paling dekat dengan kita...?" Mereka menjawab; "Ibu, ayah, kakak dan lain sebagainya", kemudian Imam Ghozali mengatakan "Semuanya benar, tetapi yang paling dekat dengan kita adalah Kematian.
     
"Kematian itu sesuatu yang pasti kedatangannya, tidak ada yang pasti di dunia ini kecuali kematian, kemanapun kita pergi dan dimanapun kita berada kematian akan selalu berada disamping kita, tak mengenal usia dan rupa, semua akan merasakannya". Allah SWT berfirman "Setiap jiwa akan merasakan kematian". [Ali Imran: 185], dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman: [Apabila sampai ajal mereka tidak ada yang dapat mengakhirkannya dan tidak pula dapat memajukannya".
     Walaupun begitu tidak harus pesimis dalam menjalani hidup, seorang muslim yang beriman harus selalu optimis, berdoa semoga Allah mengakhiri hidup kita dengan husnul khatimah "Allahummakhtim alaina bi husnil khatimah". Ada sebuah pesan yang sangat berharga dari Rasulullah SAW; "Orang yang paling bijak diantara kamu adalah orang yang senantiasa mengingat kematian".
     Imam Ghazali kembali bertanya; "Apakah yang paling berat didunia ini...?" ada yang menjawab dengan mengatakan "Batu, besi dan lain sebagainya". "Semua jawaban kalian benar, namun pada hakikatnya yang paling berat didunia ini adalah memegang Amanah".
      Betapa benar benar apa yang dikatakan Imam Ghozali ini, betapa sering kita menganggap remeh apa yang dibebankan kepada kita, dari hal-hal yang paling kecil saja dimasyarakat kita ini, Istri yang seharusnya amanah terhadap keluarga  dan harta suaminya terkadang terjebak dengan dunia perselingkuhan, istri harus menjaga rapat-rapat apa yang menjadi rahasia keluarga, dan suaminya, begitu juga suami terkadang lalai dengan amanah untuk memelihara keluarga dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah SWT, sehingga terjadilah saling selingkuh antara suami dan istri yang berakhir dengan perceraian, suami lupa kalau ia telah membuat mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat), antara dirinya dan Allah dengan mengambil seorang wanita untuk menjadi istrinya, sehingga terabaikanlah hak asuh anak yang juga menjadi amanah bagi kedua orang tua. Ibu adlah Madrasah pertama sebelum si anak memasuki dunia luar yang terkadang bebas dan liar.
    Tidak adanya pemahaman dan kesadaran tentang amanah sehingga seorang ibu tega membunuh dan menjual anaknya hanya karena malu dan karena kesulitan dalam perekonomian yang tak bisa diatasi, hal ini juga didukung karena ketidak mengertinya masyarkat kita tentang persoalan agama. Sayidina Umar bin Khatab menangis apabila ia mengingat dirinya dimasa Jahiliyah, ia mengubur anaknya hidup-hidup, ia malu mempunyai seorang anak perempuanyang memang dikala itu teramat aib apabila melahirkan seorang bayi perempuan, dan ia sangat menyesalinya disaat ia sudah mengenal Islam.
     Sewaktu Rosulullah melaksanakan Isra'mi'raj beliau melihat seseorang yang sedang mengutip kayu, kemudian memikulnya, sedangkan dia sudah terlalu sarat dengan beban yang sangat berat, namun ia terus menambah dengan kayu yang lain. Maka para sahabat bertanya, siapakah orang tersebut...? "Itu adalah orang yang menyia-nyiakan amanah". Jawab Rasulullah.
     Imam Ghozali kembali bertanya; "Wahai murid-muridku apakah yang paling ringan didunia ini...?" mereka menjawab; "Kapas, angin dan lain sebagainya". Kembali Imam Ghozali menjawab; "Benar, tetapi yang paling ringan didunia ini adalah meninggalkan Sholat".
      Sholat merupakan tiang agama, Rosulullah SAW beberapa kali harus bolak-balik menemui SWT dimalam Isra dan Mi'raj untuk meminta keringanan atas sholat yang akan dilakukan oleh umatnya, sehingga jadilah sholat fardhu itu lima kali sehari semalam, itulah bentuk dispensasi Rosulullah kepada kita. Sholat diibaratkan rumah apabila tanpa tiang maka tidak akan bisa berdiri tegak, selain itu sholat juga mampu mencegah perbuatan Keji dan Mungkar apabila dilakukan dengan benar. Allah SWT berfirman; "Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar." [Al-Qur'an].
     Pentingnya sholat dalam kehidupan kita salah satu diantaranya adalah untuk mendidik kita untuk disiplin, menjaga waktu-waktu kita agar tidak kebablasan dan juga mendidik kita untuk jujur, karena dalam sholat semua sudah diatur baik Rakaat dan Bacaannya, tidak ada yang pernah sholat subuh lebih dari 2 (dua), Rakaat. Kalaupun ada mungkin akan disangsikan keimanannya, sholat mendidik kita untuk menjaga kebersihan, karena salah satu syarat sah melaksanakan sholat adalah bersih ataupun suci. Banyak latihan-latihan yang didapat dalam sholat, baik dari segi badaniyah terlebih lagi ruhiyah.
     Imam Ghozali juga mengajukan pertanyaan kepada murid-muridnya; "Apakah yang palling besar didunian ini...?" lalu mereka menjawab; "Gunung, bumi, bulan dan lain sebagainya". lalu Imam Ghozali membenarkan semua jawaban murid-muridnya tersebut sambil meluruskan; "Bahwa yang paling besar didunia ini  adalah memberikan Janji".
      Tak heran memang, bahwa sangat mudah mengumbar janji, namun yang sulit adalah menepatinya. Hanya sedikit saja orang yang mampu melakukannya. Karena memang pada kenyataannya teramat mudah buat kita memberikan janji apalagi demi uang dan jabatan, orang cenderung mengumbar janji-janji, orang-orang yang tidak mampu menenpati janjinya ini dapat dikategorikan orang munafik, sebagaimana Rosulullah SAW bersabda; "Ciri-ciri orang munafik itu ada tiga: 1. Apabila ia berbicara, ia bohong. 2. Apabila ia berjanji, ia tidak menepatinya dan. 3. Apabila ia diberi amanah, ia berkhianat".  Apakah kita termasuk salah satu dari yang tiga tersebut...?
     Pertanyaan terakhir yang diajukan Imam Ghozali kepada murid-muridnya; "Apakah diantara kalian tahu apa yang paling tajam didunia ini...?". lalu mereka menjawab, "Pisau, pedang, dan lain sebagainya". beliau membenarkan lalu mengatakan "Bahwa yang paling tajam didunian ini adalah lidah Manusia".
      Ada pepatah yang mengatakan, "Mulutmu adalah harimaumu" ini berkaitan erat dengan apa yang kita ucapkan kepada saudara kita, tak jarang menuai permusuhan dan peperangan yang memakan korban jiwa, gara-gara lidah Ukhuwah dan Silaturakmi terputus, padahal Rasulillah SAW menyuruh umatnya untuk menyambungkan silaturahmi karena banyak sekali manfaatnya, tetapi karena lidah yang tak bertulang, kita sering kali tergelincir. Rasulillah SAW berpesan; "Barang siapa yang mampu menjaga apa yang ada di antara dua pahanya yaitu farajnya dan dua bibirnya yaitu lidahnya, maka aku jamin ia masuk surga". Namun pada kenyataannya sungguh teramat sulit untuk menjaga lidah ini agar tidak salah dan menyakiti hati atau menyinggung perasaan saudara kita.
     Oleh sebab itulah Rasulillah SAW sudah mengingatkan kita untuk menjaga lidah kita dari pembicaraan yang tidak benar. Abu Darda' dalam kitab Minhajul Qashidin mengatakan; "Allah menjadikan mulut kita satu sedangkan telinga kita dua bertujuan untuk kita lebih banyak mendengar dari pada berbicara".

Semoga Nasehat-nasehat Imam Ghozali ini mampu memotivasi kita untuk menjadi insan yang senantiasa memperbaiki diri agar Allah SWT, memberikan petunjuk bagi diri kita untuk menuju jalan-Nya dan akhirnya masuk ke jannah-Nya... Ammin. Wallahu a'lam bisshawab.


Sumber : Analisa, 16/04/10, Hal. 26
               Penulis adalah Alumni Universitas Al-Azhar Cairo, Jurusan Dirosat Islamiyah Wal Arabiyah.

1 komentar:

  1. It was very useful for me. Keep sharing such ideas in the future as well. This was actually what I was looking for, and I am glad to came here! Thanks for sharing the such information with us.

    BalasHapus