Sabtu, 24 April 2010

Cara Tepat Menyikapi Hidup

    "Kegagalan adalah peluang terselubung. Jika kamu gagal, penyebabnya karena kamu sedang berusaha, jika kamu berhasil, penyebabnya karena kamu menggunakan sebuah peluang. [Larry Wilde dalam harga sebuah impian; Chicken Soup, Gramedia, 2007 h. 16-19]".


    Banyak orang yang pasrah dengan hidupnya, ia merasa bahwa hidupnya kali ini hanya sebagai akhir dari penantian yang akan berakhir. Penyerahan terakhirnya sudah ia berikan sejak awal kepada Tuhan. Bahwa hidupnya hanya bergantung pada apa yang dikehendaki Tuhan saja, tak lebih hal ini yang membedakan kepasrahan dengan katawakalan yang seolah tak terbedakan lagi. Kesakitan hidup sudah dikombinasikan dengan rasa bahagia, sehingga akan bingung untuk mebedakannya, mana yang membahagiakan dan mana yang menyedihkan. Hidup sudah dijadikan sebagai akumulasi sadar diri yang tak bisa berusaha, dan Hidup malas diri untuk tak mau berusaha. Hidup seperti ini hanya akan menambah penat waktu yang menghujam diri menuju titian kematian.

    Jika ingin hidup, maka bersipalah dengan segenap tantangan, karena hidup adalah tantangan untuk merealisasikan cita-cita diri. Hidup adalah untuk berkarya, Hidup untuk bijaksana, Hidup untuk mematangkan pemaknaan diri. Wilayahnya ada pada Lahiriyah dan Bathiniyah. Wilayahnya ada pada prilaku dan tindakan spiritual. Dari sini pula akhirnya kita bisa menyimpulkan betapa sederhana, namun pentingnya perbedaan antara manusia dan hewan. Manusia menciptakan peluang dirinya dari kematangan berfikir, proses yang dijalani dan sederetan pengalaman hidup. Sedangkan Hewan akan Stagnan dan mapan dengan kepandaiannya, maka semut begitu hebatnya membuat sarang dari tanah, namun semut tak akan bisa membuat yang lebih baik dari itu, meski zaman berubah, masa berganti dan kecanggihan meradang.
    Definisikanlah hidup ini dengan sederetan tantangan yang menghadang dihadapan kita, bayangkan bahwa hidup harus diakumulasi dari segenap perjuangan menuju pencapaian dari tantangan. Pasti ada kendala, dan pasti ada aral yang terjal, semua itu akan menjadi batu sandungan yang siap menghadang atau justru ia menjadi batu loncatan yang siap menerbangkan diri menuju pencapaian yang terbaik, jangan mau melemahkan diri dengan sederetan kepasrahan, karena kepasrahan hanya akan melahirkan kelegowo-an. Legowo bukan karena kepuasan dalam keberhasilan, namun legowo karena tidak bisa mencapai yang lebih baik lagi.
    Orang yang berani menerima tantangan akan bersiap mendefinisikan kegagalan sebagai bagian dari hidupnya, kegagalan itu harus menjadi cambuk keberhasilan. Jangan tertunduk ditengah kegagalan, namun bertahanlah untuk tetap menengadahkan rentangnya kepala yang menandakan perjuangan itu belum selesai demi sebuah keberhasilan. Kedewasaan menerima keberhasilan hidup adalah ketika kita bisa memaknai kegagalan bukan sebagai kekecewaan, tapi kegagalan adalah sebuah pembelajaran yang menantang.. Allah secara tegas memberikan instruksi kepada semua manusia untuk berlaku tegas dalam hidup, seperti yang tertulis dalam kandungan ayat Al-Qur'an, "Tidak aku rubah satu kaum, sebelum mereka merubah dirinya sendiri", ayat ini menjadi alasan kuat mengapa manusia harus menjadikan hidupnya sebagai tantangan dan peraihan untuk kesuksessan dengan ukuran ke-Duniawian dan ke-Akhiratan.
    Hidup ini memang benar-benar pertarungan, jika kita tidak melihatnya sebagai tantangan, maka kita akan terbawa arus suasana kehidupan semata. Seseorang yang sakit dan pasrah dengan penyakitnya, menandakan bahwa ia sudah mendefinisikan makna hidupnya hanya sebatas pada kemalasan . Malas untuk berusaha, dan malas merubahnya untuk menjadi yang lebih baik. Begitu juga dengan kepasrahan dalam kesalahan, seseorang yang sudah merasa terlanjur berada pada kesalahan, akan memasrahkan dirinya untuk tetap berada dalam kesalahan, baginya kebahagian terakhirnya adalah memaknai kesalahan sebagai sebuah kenikmatan, karena ia merasa sudah tak ada lagi ruang perubahan dan pertaubatan. Padahal ada satu hal yang terlupa, selama nafas masih berteriak ditarikan hembusannya, maka selama itu pula kesempatan untuk berubah masih ada.
    Kita harus berani memaknai hidup dengan peluang terbesar, semua perubahan hanya ada pada diri kita. Tuhan akan menjawab usaha dengan ketekunan, Tuhan akan memberikan hasil dengan keyakinan. Maka semuanya hanya ada ketika kita mau berusaha menjadikan hidup sebagai tantangan masa depan. Kejarlah keinginan semaksimal mungkin, maka kamu akan mendapatkannya. Jangan hentikan cita-cita hanya sebatas khayalan saja, Keran itu hanya akan menghambat usahamu untuk meraihnya secara sempurna. Diam, lakukan dan kerjakan. Kemudian tunggu hasilnya dan rasakan keberhasilannya, itu yang lebih baik untuk kita lakukan.
    Wajar jika ada orang yang terpuruk karena kegagalan, tapi keterpurukan harus dijadikan  sebagai "Rehat diri" saja, setelah itu bangkit kembali dengan mesin semangat yang baru, tujuan yang baru, strategi yang baru, komitmen yang baru dan melesat dengan kecepatan terbaru. Jangan risaukan sekelilingmu, jika itu hanya memperlambat pacu hidupmu, namun hiraukan sejenak itu semua demi menggapai keberhasilan yang tertunda. Mari menjadi bijak menapaki hidup ini, kita memang sering terlanjur menjadikan masa lalu sebagai batu sandungan, namun kita tidak melihat setelah kejatuhan itu, masih ada kesempatan untuk bangkit dan kembali berlari, meski tertatih biarkan tetap berlari, karena pacunya akan menjawab seberapa besar kenginannya. Jangan mau menangis setelah kejatuhan itu, jika kejatuhan itu hanya akan membuatmu menjadi lunglai tak berdaya, meratapi kegagalan sebagai sebuah akhir dari kehidupan. Definisi hidup yang paling sederhana adalah menapakinya sebagai bagian dari tantangan "Dayunglah perahu itu dengan semaksimal mungkin, meski sesekali goyah dan tersukat oleh gelombang. Jangan mau menghentikan dayung itu, karena perahu hidupmu tak cukup memberi waktu untuk melihatmu hanya berangan-angan untuk sampai ditujuan".

Semoga hidup kita ini selalu bermanfaat baik untuk kita sendiri maupun untuk orang lain... Amiin..

Sumber : Analisa, 16/04/10, Hal. 26
              Penulisnya adalah Sekr. Eksekutif Lembaga Bca Tulis (ElBeTe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar