Sabtu, 02 Januari 2010

Ponsel Qwerty Masih Akan Jadi Primadona Di Tahun 2010

Banjir ponsel yang mengusung key pad Qwerty, rupanya masih akan mewarnai tahun 2010. Baik ponsel branded maupun ponsel produk China bakal berlomba-lomba menghadirkan ponsel Qwerty. Yang menarik, harga ponsel Qwerty tak lagi di awang-awang. Diperkirakan akan terjadi penurunan yang signifikan terhadap produk Qwerty ini. Kompetisi, ujung-ujungnya, akan semakin keras saja.


Qwerty adalah sebutan atau istilah untuk key pad di ponsel yang menggunakan papan ketik seperti papan ketik pada mesin ketik atau komputer. Salah satu ciri menonjol adalah huruf Q,W,E,R,T,Y ada pada baris pertama sisi kiri pada papan ketik di ponsel. Di segmen high end atau premium, diperkirakan Blackberry, Nokia, dan sejumlah vendor branded akan bersaing ketat. Menjelang kehadiran Blackberry Onyx ( Blackberry 8700) Nokia Indonesia melepas salah satu ponsel Qwerty andalannya, Nokia E72. Di lepas dengan harga kurang dari Rp 5 juta, E72 tampaknya sengaja disiapkan untuk menghadang Blackberry Onyx yang harga ritelnya sekitar Rp 6 juta.

Nokia Indonesia sendiri optimistik E72 akan mengulang sukses pendahulunya E66 dan E71. Di pasar Global, kedua ponsel ini mampu menembus angka penjualan sekitar 15 juta unit. Di Indonesia, baik E66 maupun E71 laris manis bak pisang goreng. Ujung-ujungnya, Nokia mengapreasiasi Indonesia dengan penjualan perdana 72 unit E72 pada pertengahan September lalu. Indonesia tercatat sebagai negara pertama di dunia yang menjual E72.
Qwerty memang bukan hanya konsumsi kelompok premium. Kelompok di bawahnya juga membutuhkan ponsel serupa, seiring dengan makin populernya situs jejaring sosial global seperti facebook, twitter atau ebuddy. Pada sisi lain, instant mesengger juga makin mewabah.

Sekadar ilustrasi, sepanjang tahun 2009 pertumbuhan pengguna facebook di Indonesia diperkirakan naik hingga 1.100 persen. Pada tahun 2008, pengguna facebook mencapai sekitar 800 ribu. Hingga Oktober 2009, pengguna facebook diperkirakan mencapai 11 juta pengguna. ‘’Meningkatnya akses terhadap facebook dan makin maraknya komunikasi menggunakan instant mesengger meningkatkan kebutuhan akan ponsel Qwerty,’’ kata Vice President e-Touch Mobile Indonesia, Hendra Gouw. Tidak mengherankan jika permintaan akan ponsel Qwerty mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun 2009.

‘’Tahun 2008 belum tinggi. Tahun ini permintaan ponsel Qwerty meningkat tajam,’’ kata Hendra Gouw. Ia memprediksi permintaan akan ponsel Qwerty masih akan tinggi pada tahun 2010. ‘’ Ponsel Qwerty tengah menjadi tren di Indonesia. Apalagi harganya makin terjangkau,’’ kata Hendra. Pada sisi lain, segmen pengguna ponsel Qwerty juga makin meluas. Tidak hanya di kalangan atas saja, segmen menengah bawah juga membutuhkan perangkat yang mampu mendukung seseorang menulis pesan dengan cepat dan akurat. Dari sisi usia, juga terjadi perluasan pengguna ponsel berdesain Qwerty.

Perkembangan seperti ini, tak urung, menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna ponsel Qwerty terbesar di dunia saat ini. Hendra mengaku akan menggarap potensi pasar yang besar di Indonesia. Sebagai vendor yang merintis pemasaran ponsel Qwerty untuk segmen menengah-bawah, e-Touch dilukiskan Hendra telah memahami bagaimana karakter dan kebutuhan pengguna ponsel di Indonesia. Kehadiran short cut atau aplikasi untuk mengakses berbagai situs jejaring sosial global, seperti facebook menjadi daya pikat lain ponsel Qwerty produk China. Hampir semua ponsel Qwerty China menawarkan short cut, belakangan aplikasi, facebook.

“Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan potensial untuk digarap, oleh sebab itu kami akan terus mengeluarkan produk-produk terbaik kami, ‘’ kata Hendra. Ia kemudian menunjuk eTouch 707 Pro dan 808 yang akan dilepas dengan harga Rp 1 jutaan. Dua ponsel ini, bakal bersaing dengan ponsel sejenis produk China. Di sisi lain, e-Touch juga akan berkompetisi dengan produk sejenis dari Korea Selatan. LG misalnya, menghadirkan ponsel Qwerty dengan harga Rp 1,3 juta. Langkah serupa juga dilakukan Samsung dengan Corby. Tak kalah menariknya, Nexian berani merilis ponsel Qwerty dengan harga Rp 599 ribu.

Sekalipun dari sisi harga sangat kompetitif, bahkan ada ponsel yang lebih murah, Hendra optimistik e-Touch akan memiliki pasar tersendiri. ‘’Selain desain yang elegan, kami memiliki fitur yang lebih kaya,’’ kata Hendra. Menurut Hendra, ada kecenderungan vendor branded menurunkan harga jual produk agar bisa berkompetisi di pasaran. Untuk bisa menekan harga, kalangan vendor umumnya mengurangi komponen yang ada di produknya, misalnya bluetooth atau wifi. Langkah yang sama dilakukan vendor China. ‘’Harga bisa ditekan karena layar dikurangi, misalnya dari 2.4 inci menjadi 2 atau 1.8 inci,’’ kata Hendra. Pengurangan komponen, tentu saja ikut mempengaruhi kenyamanan konsumen.

Menghadapi pasar yang semakin kompetitif, Hendra mengaku tidak akan mengurangi komponen, demi menekan harga agar terkesan sangat murah. e-Touch Indonesia justru akan memperkaya fitur guna meningkatkan posisi tawar ponselnya. Pada produk terbaru, misalnya terdapat fitur push mail. '' E-Touch 707 Pro juga bisa dijadikan modem. Belum ada ponsel sejenis yang bisa jadi modem,'' klaim Hendra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar